Olimpiade merupakan pesta olahraga antar bangsa yang di adakan berkala oleh 200 lebih negara-negara yang berpartisipasi. Ajang olahraga internasional empat tahunan ini mempertandingkan cabang-cabang olahraga musim panas dan musim dingin serta diikuti oleh ribuan atlet yang berkompetisi dalam berbagai cabang pertandingan olahraga untuk memperebutkan medali Olimpiade peringkat pertama.
Hingga saat ini ketika olimpiade diselenggarakan, Indonesia tidak pernah absen untuk mengikuti ajang olahraga bergengsi ini. Yang diinginkan dalam keikutsertaan di olimpiade adalah harga podium kemenangan dan medali yang bisa diraih. Hal ini tentu akan menjunjung tinggi martabat negara di mata internasional. Kemenangan dalam pertandingan Olimpiade biasanya di lambangan dengan perolehan medali.
Tanda kemenangan yang paling umum adalah penggunaan medali emas untuk pemenang pertama, medali perak untuk pemenang kedua dan medali perunggu untuk pemenang ketiga. Namun ternyata dibalik penggunaan medali tersebut tersimpan fakta unik. Inilah fakta unik medali Olimpiade.
1. Medali Emas Olimpiade Bukan Emas Murni
Biasanya pemenang kedua dari suatu pertandingan di Olimpiade akan mendapatkan medali perak yang terbuat dari perak keseluruhan. Namun untuk pemenang pertama akan mendapatkan medali dengan material perak yang kemudian dilapisi dengan emas. Setiap medali emas pada pertandingan Olimpiade terdiri dari 210 gram perak dan dilapisi dengan 6 gram emas 24 karat.
Medali terakhir yang terbuat dari emas murni diberikan di Olimpiade Musim Panas 1912 di Stockholm. Meskipun menggunakan campuran perak dalam pembuatannya namun medali meas bagi seorang atlit menjadi hal yang tak ternilai. Dari segi intrinsik, dari nilai logam sebagai bahan dasarnya, medali emas tersebut bernilai sekitar 450 Poundsterling atau sekitar Rp7,5 juta.
2. Semboyan Pada Medali Olimpiade
Semboyan Olimpiade yang berbunyi ’Citius, Altius, Fortius’ memiliki makna Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Kuat telah menjadi semboyan resmi Olimpiade sejak 1924. Semboyan tersebut telah ditampilkan di empat medali Olimpiade Musim Dingin, tetapi tidak muncul di medali pada pertandingan Olimpiade musim panas.
Semboyan Olimpiade yang di sematkan pada medali kemenangan tersebut diusulkan oleh Pierre de Coubertin setelah pembentukan Komite Olimpiade Internasional pada tahun 1894. Coubertin mendapatkan semboyan tersebut dari temannya Henri Didon , seorang pendeta Dominika yang merupakan penggemar olahraga atletik. Semboyan tersebut diperkenalkan pada tahun 1924 di Olimpiade Paris.
3. Karangan Bunga danMedali Olimpiade
Selama Olimpiade modern pertama pada tahun 1896, atlet peringkat pertama dimahkotai dengan karangan bunga zaitun dan dianugerahi medali perak. Penggunaan medali Olimpiade pertama diberikan ketika Olimpiade pada 1896 di Athena, Yunani. Namun, pada masa lalu tidak menggunakan medali emas.
Pemenang pertama diberi medali perak dan karangan bunga dari pohon zaitun. Tempat kedua menerima medali tembaga, dan tempat ketiga menerima medali perunggu. Di Olimpiade 1900 menjadi berbeda karena sebagian besar pemenang perlombaan menerima piala sebagai bentuk penghargaan kepada para pemenang.
Pada waktu itu di setiap even di adakan, bentuk penghargaan bisa berbeda-beda tergantung pada negara tuan rumah yang menyelenggarakannya. Baru pada Olimpiade Musim Panas 1904 di St Louis, medali emas, perak, dan perunggu yang sekarang terkenal diberikan.
4. Medali Olimpiade Musim Dingin Lebih Berat
Olimpiade diadakan dengan dua versi yaitu Olimpiade musim panas dan Olimpiade musim dingin. Awalnya Olimpiade musim dingin diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade musim panas, namun sejak tahun 1994 Olimpiade musim dingin diadakan setiap empat tahun sekali, dengan selang waktu dua tahun dari penyelenggaraan Olimpiade musim panas.
Medali Olimpiade sangat bervariasi dari waktu ke waktu. Namun medali penghargaan yang disediakan pada Olimpiade musim panas cenderung bersandar pada desain klasik, sedangkan medali yang diberikan di Olimpiade musim dingin memiliki tata letak yang lebih bebas. Karena itulah medali Olimpiade musim dingin umumnya lebih besar, lebih tebal, dan lebih berat daripada medali Olimpiade musim panas.
5. Ritual Menggigit Medali
Ritual yang hampir selalu dilakukan para atlet Olimpiade setelah memenangi kejuaraan adalah menggigit medali emas yang mereka raih. Karena seringnya ritual ini dilakukan, banyak yang kemudian menganggap jika menggigit medali emas adalah bagian dari seremoni resmi Olimpiade. Memang atlet pemenang sering difoto sedang menggigit medali mereka.
Konon ritual unik ini dilakukan para atlet pemenang pertandingan Olimpiade berdasarkan apa yang di lakukan oleh orang atau pedagang di jaman dahulu untuk memastikan apakah ia menerima emas asli, atau hanya logam yang dicat emas atau batu mineral bewarna kekuningan dengan kilap logam yang disebut pirit.
Menggigit koin adalah kebiasaan para pedagang di masa lalu untuk memastikan kalau koin yang ia terima bukan koin palsu. Jika gigitan meninggalkan bekas pada medali, bisa dipastikan itu adalah emas palsu. Di masa lalu alat tukar untuk perdagangan memang berasal dari emas.
6. Medali Olimpiade Untuk Karya Seni
Dari tahun 1912 hingga 1948, kompetisi seni diadakan sebagai bagian dari Olimpiade, dan medali diberikan untuk karya seni yang terinspirasi oleh olahraga. Lima kategori tersebut meliputi: arsitektur, sastra, seni lukis musik, dan seni pahat. Sejumlah maha karya seni kemudian dihasilkan dari ajang Olimpiade ini. Salah satunya adalah stadion Olimpiade yang berada di Jerman yang didesain oleh Jan Wils.
Sedangkan karya lukis pertandingan rugby yang dibuat oleh pelukis Jean Jacoby juga populerkarena keluar sebagai pemenang. Uniknya, Alfred Hajos asal Hungaria sukses meraih medali perak pada cabang renang di Olimpiade Athena 1896 dan 38 tahun kemudian ia meraih medali perak dari kompetisi seni cabang arsitektur. Pada 1948, kompetisi seni tidak lagi dipertandingkan pada olimpiade.
Itulah fakta unik dari medali Olimnpiade yang bisa kami ulas. Medali, meskipun memiliki bentuk kecil, sangat berarti bagi para pemenang. Jika anda menginginkan medali berkualitas untuk berbagai keperluan, anda bisa mendapatkan di JoSouvenir.Com yang menyediakan berbagai desain piala dan menjadi salah satu tempat jual medali berkualitas di Jogjakarta.